Hampir semua orang Rifa’iyah pasti mengaku bangga dan kagum kepada sosok gurunya yaitu, KH. Ahmad Rifa’i. Tapi mungkin tidak terlalu banyak yang sungguh-sungguh mengikuti jejak pemikiran dan perjuangan beliau. Ini boleh jadi karena keengganan untuk menelusuri jejak perjuangan yang diwariskan beliau sebelum mengaku sebagai murid.
Padahal jejak warisan perjuangan dan pemikiran beliau yang tertuang dalam bentuk kitab nadzom tarajumah itu memang banyak. Kira-kira jumlah karya beliau berkisar kurang lebih sekitar 69 judul kitab. Padahal ada satu judul kitab beliau itu sampai enam jilid lho. Sungguh membanggakan dan mengagumkan bukan?
Di sinilah kelihatan sekali iktikad dan kemampuan orang Rifa’iyah yang minim untuk berusaha mengikuti atau menelusuri jejak keteladanan yang diwariskan KH. Ahmad Rifa’i. Betapa masih membentang jurang panjang antara nilai ketarajumahan dengan kondisi dan wajah Rifa’iyah saat ini. Semua itu mungkin disebabkan belum adanya kesadaran untuk mempelajari atau mencari nilai yang diwarisi. Hal itu tercermin betapa masih terbelakangnya organisasi ini, sehingga sulit beradaptasi terhadap perubahan dunia dari segala aspek kehidupan. Baik itu politik, ekonomi, seni dan sosial budaya.
Seandainya, orang Rifa’iyah mau bersungguh-sungguh dan dibarengi niat yang tulus meneladani jejak perjuangan dan pemikiran KH. Ahmad Rifa’i yaitu, dengan cara mencari, mempelajari dan menghayati lebih lanjut warisan kitab nadzom tarajumah agak sedikit komplit. Bukan karena sebatas yang sesuai dengan kecenderungan yang bersangkutan, apalagi sekadar butuh identitas kebanggaan. Tentunya banyak persoalan hidup yang kompleks ini, khususnya permasalahan dalam tubuh organisasi Rifa’iyah sendiri dapat dengan mudah teratasi.
لن امرها سير كلوان عمال علاكوني # سكيهي سببي بجيك ارف ددلني
تن حاصل اعن-اعن بلاكا داعكوني # بالك واجب اخلاصي ات دتمني
(رعايةالهمه جلد: ا كراسن: ا)