Islam mempunyai istilah trilogi yang cukup popular yaitu imam, islam, ihsan. Iman adalah percaya di dalam hati atau sesuatu yang diyakini kebenarannya. Iman belum bisa disebut sebagai Iman sehingga berpasrah atau berkomitmen untuk melakukan perkara yang di imani tersebut.
Untuk mengejawentahkan keimanan maka islam menjadi wadah untuk melakukan atau merealisasikan keimanan menjadi sebuah kenyatan yang berupa tindakan yaitu melakukan sesuai keyakinan yang dianggap sebuah kebenaran, islam inilah yang menjadi jembatan untuk beribadah kepada kepada Allah SWT seperti ikrar, sholat, zakat, puasa dan haji bagi yang mampu.
Ibadah tersebut lebih mengorentasikan kepada kemaslahatan pribadi yang artinya ketika seseorang melakukan ibadah tersebut maka mereka dapat selamat dari api neraka dengan karunia dari Allah SWT. Dan untuk menyempurnakan keislaman seseorang bukan hanya beribadah untuk dirinya sendiri akan tetapi lebih dari itu, yaitu berupa ibadah yang dapat dirasakan oleh masyarakat, dan untuk mewakili ibadah tersebut maka ada yang dinamakan Ihsan.
Ihsan secara bahasa adalah berbuat bagus dengan objek diri sendiri serta mengikutkan masyarakat sebagai objek. Maka iman adalah kepercayaan dan islam adalah bentuk realitas dari keimanan, keduanya lebih menekankan pada kemaslahatan pribadi dan ihsan adalah bentuk kesalehan bermasayarakat, maka ihsan lebih tinggi derajatnya di banding iman dan islam. Oleh karena itu rasul yang menerima risalah diwajibkan untuk menyampaikan kepada umat lebih utama dari nabi yang mendapat khabar untuk kemaslahatan sendiri, walaupun nabi selalu fokus atau ingat kepada Allah SWT tanpa tercampur dengan masyarakat sekitar[1].
Oleh karena itu, untuk memasuki agama secara kaffah atau menyeluruh
dibutuhkan usaha-usaha yang mengarah pada pemenuhan keimanan, keislaman dan
keihsanan yang dipraktekan secara bersamaan tanpa menganak tirikan salah satu
dari ketiganya.
[1]Minahul fikriyah bab muqoddimah