Al Fatihah merupakan salah satu surah dalam al Quran yang mencakup makna al Quran secara global. Oleh karena itu ia dinamakan sebagai ummul kitab.
Selain ummul kitab, surah al Fatihah disebut juga surah sab’ul masani, karena ia di baca berulang-ulang di setip hari dalam menjalankan shalat. Adapun keutamaan dari surah tersebut adalah legitimasi Nabi yang terdapat dalam sahih bukhori, Nabi SAW bersabda:
, لَأُعَلِّمَنَّكَ سُورَةً هِيَ أَعْظَمُ سُورَةٍ فِي القُرْآن: الحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِينَ «هِيَ السَّبْعُ المَثَانِي »
Artinya: sungguh akan aku ajarkan kepadamu surah yang paling agung dari surah yang terdapat dalam al quran, segala puji bagi Allah SWT Tuhan seluruh alam, yaitu surah tujuh yang diulang-ulang. (HR: Bukhori).
Pertalian Muslim Dalam Surah al Fatihah
Dalam surah tersebut terdapat salah salah satu ayat, yang menurut penulis menarik untuk dipelajari dalam tulisan kali ini. Maksut penulis adalah ayat yang menduduki nomer lima dalam urutan ayat surah al Fatihah yang berjumlah tujuh ayat, sebagi berikut:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
Artinya: Hanya kepadaMu kami menyemban dan hanya kepadaMu kami meminta pertolongan.(QS:Al Fatihah:05)
Susunan kalimat ayat di atas terdapat fiil mudhorek -نَسْتَعِين ,نَعْبُدُ – yang diawali dengan huruf nun. Nun dalam fiil modhorek mempunyai arti bahwa sabyek atau pelaku pekerjaan lebih dari satu orang. Oleh karena itu, penerjemahan ayat tersebut menggunakan kalimat “kami” sebagi kata ganti dari sabyek atau pelaku pekerjaan. Seperti penerjemahan lafadz نَعْبُدُ, ditulis dengan “kami menyembah”.
Ayat kelima ini, menjadi menarik karena menggunakan kata ganti untuk sabyek dengan huruf nun, bukan menggunkan huruf alif yang bermakna sabyek tunggal.
Baca juga:
RAHMAT YANG TERLUPAKAN
TOLERANSI UNTUK PEREKAT KEMAJEMUKAN
Pertalian Muslim Dalam Surah al Fatihah – Penjelasan
Sebuah kalimat mempunyai faidah ataupun makna sendiri-sendiri. Pemilihan dan penggunanan sebuah kalimat tertentu bagi seseorang, tentunya tidak terlepas dari tujuan yang dikehendakinya. Apalagi al Quran yang notabennya adalah kalam Ilahi, dalam menentukan kalimat yang digunakan pastinya mempunyai makna atau faidah.
Lantas, apa maksut dari penggunaan huruf nun untuk fiil mudhorek dalam ayat di atas?. terkait pertanyaan ini, Muhamad Ali Asshobuny mencoba memahami ayat tersebut dalam karyanya yang berjudul safwatuttafasir, beliau memberi faidah atau makna tentang penggunaan huruf nun dalam ayat di atas.
Adapun faidahnya adalah diberitahukan kepada seorang hamba, bahwa ia tidak pantas menempati pintu Raja-Diraja, sehingga seorang hamba berkata pada Rajanya, ya Tuhan, saya adalah hamba yang hina dan tidak berharga, maka tidak pantas bagiku untuk bertempat di tempat ini untuk bermunajat sendirian kepadaMu. Oleh karena itu, saya berkumpul dan menapaki jalan orang yang beriman, dan kami semua menyembah dan meminta pertolongan kepada-Mu.
Seperti yang sudah disinggung di atas, bahwa huruf mudhoroah yang berupa nun mempunyai arti plural atau jamak. Hemat penulis, penggunaan huruf nun dalam ayat di atas mengisyaratkan tentang ikatan yang sangat kuat antara sesama muslim.
Tingkat kesadaran tentang ikatan tersebut, mempengaruhi pada kuat dan lemahnya rasa tanggung jawab sosial serta insaf dalam hak dan kewajiban. Sehingga dirasa penting tentang perihal kebersamamaan di antara orang islam dalam mengabdikan diri terhadap Tuhannya. Terlebih lagi, manusia dikatakan sebagi makhluk sosial.
Kebersamaan yang dibingkai dengan penuh rahmah, saling menolong dalam kebaikan, saling mencintai kerena Allah dan saling berwasiat tentang kebaikan serta kesabaran, menjadi syarat mutlak untuk terlahirnya masyarakat yang madani.
Pertalian Muslim Dalam Surah al Fatihah – Kesimpulan
Terkait ayat di atas yang berjudul Pertalian Muslim Dalam Surah al Fatihah, dapat disimpulkan bahwa selain berhubungan dengan Allah SWT, manusia diperintahkan juga untuk menjalin hubungan baik terhadap sesama manusia apalagi sesama muslim.